Oemar Said Tjokroaminoto

Oemar Said Tjokroaminoto. (Foto: Net)

Salah satu trilogi darinya yang termasyhur adalah setinggi-tinggi ilmu, semurni-murni tauhid, sepintar-pintar siasat. Ini menggambarkan suasana perjuangan Indonesia pada masanya yang memerlukan tiga kemampuan pada seorang pejuang kemerdekaan.

Dari berbagai muridnya yang paling ia sukai adalah Soekarno hingga ia menikahkan Soekarno dengan anaknya yakni Siti Oetari, istri pertama Soekarno.

Pesannya kepada Para murid-muridnya ialah “Jika kalian ingin menjadi Pemimpin besar, menulislah seperti wartawan dan bicaralah seperti orator”.

Perkataan ini membius murid-muridnya hingga membuat Soekarno setiap malam berteriak belajar pidato hingga membuat kawannya, Muso, Alimin, S.M. Kartosuwiryo, Darsono, dan yang lainnya terbangun dan tertawa menyaksikannya.

Baca Juga:  Nada Raafat Elkharashi

Oleh Belgia, beliau dijuluki sebagai De Ongekroonde van Java atau “Raja Jawa Tanpa Mahkota”, Tjokroaminoto adalah salah satu pelopor pergerakan di Indonesia dan sebagai guru para pemimpin-pemimpin besar di Indonesia.

Tjokro meninggal di Yogyakarta, Indonesia, 17 Desember 1934 pada umur 52 tahun. Ia dimakamkan di TMP Pekuncen, Yogyakarta, setelah jatuh sakit sehabis mengikuti Kongres SI di Banjarmasin.(*)