MOESLIM.ID | Sultanah Safiatuddin adalah anak tertua dari Sultan Iskandar Muda yang dilahirkan pada tahun 1612 dengan nama Putri Sri Alam. Safiatuddin bergelar Paduka Sri Sultanah Tajul Alam Safiatuddin Syah Johan Berdaulat Zillu llahi fil Alam binti Sri Sultan Iskandar Muda Mahkota Alam Syah.
Safiatuddin Tajul Alam memiliki arti “kemurnian iman, mahkota dunia”. Ia memerintah antara tahun 1641-1675. Diceritakan bahwa ia gemar mengarang sajak dan cerita serta membantu berdirinya perpustakaan di negerinya.
Menurut sejarawan Sher Banu A.L. Khan, kajian dan literatur Islam berkembang pesat pada masa Sultanah Safiatuddin sehingga dapat dianggap sebagai “zaman keemasan Islam dan Melayu di Aceh yang tak tertandingi hingga kini”. Selain itu, menurut Bustan Us Salatin, ekonomi dan perdagangan Aceh menggeliat pada masa Safiatuddin.
Sebelum ia menjadi sultanah, Aceh dipimpin oleh suaminya, yaitu Sultan Iskandar Tsani (1637-1641). Setelah Iskandar Tsani wafat amatlah sulit untuk mencari pengganti laki-laki yang masih berhubungan keluarga dekat.
Terjadi kericuhan dalam mencari penggantinya. Kaum Ulama dan Wujudiah tidak menyetujui jika perempuan menjadi raja dengan alasan-alasan tertentu. Kemudian seorang Ulama Besar, Nurudin Ar Raniri, menengahi kericuhan itu dengan menolak argumen-argumen kaum Ulama, sehingga Sultana Safiatuddin diangkat menjadi sultana.