Zaynab Binti Al Kamal

Kota Damaskus zaman dulu
Kota Damaskus zaman dulu. (Foto: Net)

Mengumpulkan ijazah pertama saat baru berusia satu tahun, pengumpulan ijazah Zaynab binti Al Kamal terjadi sangat awal dan tidak biasa. Hal ini menunjukkan bahwa pasti ada seseorang yang mengatur perkenalannya ke dalam kehidupan muhadditha.

Diperkirakan bahwa mungkin ayahnya, Ahmad Kamaāl Al Din Al Maqdisi, yang mungkin tidak disebutkan karena ia tidak pernah memperoleh reputasi sebagai ulama.

Meskipun demikian, diduga juga bahwa pamannya, yang dikenal dihormati karena transmisi haditsnya, bisa jadi adalah orang yang memperkenalkannya ke dalam praktik ini.

Baca Juga:  Lalla Hanane Drissi

Meskipun tidak banyak sumber yang mempublikasikan tentang kehidupan Zaynab binti Al Kamal sejak masa remajanya hingga usia 60 tahun, penyebutan tentang dirinya mulai muncul sekali lagi dalam hubungannya dengan tahun-tahun terakhirnya.

Zaynab binti Al Kamal juga dikenal sebagai seorang yang meriwayatkan mashyakhas. Mu’jam Al Sama’at Al Dimashqiyya, tempat sertifikat-sertifikat Damaskus dikatalogkan, menyebut Zaynab binti Al Kamal sebagai otoritas yang memimpin majlis al sama sebanyak tiga puluh empat kali.