Menag dan MUI Respons Ucapan Gus Miftah ke Pedagang Es

Pedagang es teh saat di olok-olok. (Foto: Net)

Meski demikian, Nasaruddin menuturkan Gus Miftah dalam hidupnya memiliki banyak profesi yang beragam, mulai dari penceramah, Utusan Khusus Presiden, pelawak, hingga pimpinan pondok pesantren. Sehingga, kata dia, publik juga harus melihat Gus Miftah dalam kapasitas kegiatan yang tidak resmi.

“Jadi jangan sampai nanti Gus Miftah itu kita potret dengan gaya potret formal, tapi dia sedang dalam keadaan informal. Jadi seniman itu kan paling susah diukur. Nah, jangan lupa bahwa Gus Miftah itu adalah seorang seniman,” kata Nasaruddin.

Baca Juga:  Iklan Dianggap Hina Nasib Palestina, Zara Dikecam

Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bidang Dakwah dan Ukhuwah Cholil Nafis menekankan pentingnya menjaga perkataan atau lisan dalam komunikasi publik, terutama bagi para penceramah atau pejabat publik.

“Penting untuk kita semua menjaga lisan, apalagi sebagai pejabat publik tentunya lebih menjadi perhatian masyarakat,” ujar Cholil saat dihubungi dari Jakarta, Rabu.

Cholil mengatakan hal itu menanggapi ucapan Gus Miftah kepada penjual es keliling yang viral di media sosial. Ucapan itu dinilai menyinggung sensitivitas publik dan mendapat berbagai reaksi dari masyarakat. Miftah sudah meminta maaf kepada sang penjual es atas ucapannya itu.