Moeslim.id | Perang saudara di Suriah meletus dan kian memanas. Orang-orang bersenjata dan pasukan keamanan yang terkait dengan penguasa baru Suriah telah menewaskan lebih dariĀ 1.000 orang.
Di antaranya adalah wanita dan anak-anak dari kelompok minoritas Alawi, menurut keterangan kepala pemantau perang, dikutip dari Reuters, Minggu (9/3/2025).
Rami Abdulrahman dari Syrian Observatory for Human Rights (SOHR) mengatakan pembunuhan yang meluas di Jableh, Baniyas, dan daerah sekitarnya di jantung Alawi Suriah merupakan kekerasan terburuk selama bertahun-tahun dalam konflik sipil yang telah berlangsung selama 13 tahun.
Otoritas baru makin kencang menindak para militan mantan Presiden Bashar al-Assad. Para militan itu disebut oleh rezim baru sebagai kaum ‘pemberontak’.
Ketegangan ini memanas setelah penyergapan mematikan yang dilakukan kelompok militan pendukung pemerintahan Bashar Al Assad.