
Lalu seorang petualang dan penulis Persia, Jonas Hanway (1712-1786), dengan percaya diri sering membawa payung di depan publik, sehingga menarik para pria untuk memakainya juga. Begitu populernya payung sehingga para pria di Inggris menyebut payung itu sebagai “teman jalan”.
Payung-payung generasi awal di Eropa dibuat dari kayu atau tulang paus dan ditutup kain kanvas yang diberi minyak. Sebagai penarik diberi sentuhan seni dengan gambar warna-warni dan gagang yang melengkung terbuat dari kayu keras, seperti kayu eboni, dan sebagainya.
Sampai akhirnya pada tahun 1852, Samuel Fox menemukan rangka besi dapat digunakan untuk menyangga kain payung. Sejak saat itu selanjutnya teknik desain payung lebih terfokus pada cara bagaimana menemukan teknologi menutup atau melipat payung itu agar lebih praktis saat dibawa.(*)








