
Allah Subhanahu wa Ta’ala juga berfirman;
إِنَّ ٱلَّذِينَ يَرۡمُونَ ٱلۡمُحۡصَنَٰتِ ٱلۡغَٰفِلَٰتِ ٱلۡمُؤۡمِنَٰتِ لُعِنُواْ فِي ٱلدُّنۡيَا وَٱلۡأٓخِرَةِ وَلَهُمۡ عَذَابٌ عَظِيمٞ
“Sesungguhnya orang-orang yang menuduh wanita yang baik-baik, yang lengah lagi beriman (berbuat zina), mereka terkena la’nat di dunia dan akhirat, dan bagi mereka azab yang besar”. (QS. An Nur: 23)
Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam bersabda;
اجْتَنِبُوا السَّبْعَ المُوْبِقَاتِ الشِّرْكُ بِالله، وَالسِّحْرُ، وَقَتْلُ النَّفْسِ الَّتِي حَرَّمَ الله إلا بِالحَقِّ، وَأَكْلُ الرِّبَا، وَأَكْلُ مَالِ اليَتِيمِ، وَالتَّوَلِّي يَومَ الزَّحْفِ، وَقَذْفُ المُحْصَنَاتِ المُؤْمِنَاتِ الغَافِلاتِ.
“Jauhilah oleh kalian tujuh perkara yang membinasakan, yaitu menyekutukan Allah, sihir, membunuh jiwa yang diharamkan kecuali dengan haknya, memakan riba, memakan harta anak yatim, kabur dari medan tempur dan menuduh wanita baik, mukminah yang sedang lengah”. (HR. Bukhari: 2766, Muslim: 89)
Had qodzaf adalah dengan delapan puluh kali cambuk untuk dia yang merdeka dan empat puluh kali untuk hamba sahaya.
Lafadz qodzaf diantaranya seperti berkata; wahai pezinah, wahai homo, wahai pelacur dan lainnya. Atau dengan melontarkan perkataan yang terkandung tuduhan padanya, seperti perkataan; wahai pelacur, wahai fajir dan lainnya.
Apabila dengannya dia bermaksud menuduhnya pezinah, maka dia terkena had qodzaf, dan jika tidak bermaksud kesana, tidak di kenai hukum had akan tetapi di ta’zir.