
Staf Khusus Menteri Agama Bidang Media, Komunikasi Publik, dan Teknologi Informasi Wibowo Prasetyo yang juga hadir dalam rapat ini mengatakan, desain batik haji Indonesia yang saat ini sudah digunakan lebih dari 10 tahun. Sayembara desain batik digelar tidak semata untuk mengganti desain, tapi juga mengusung semangat baru penyelenggaraan haji di Indonesia.
“Gus Men selalu menegaskan pentingnya semangat baru dalam penyelenggaran ibadah haji. Desain batik menjadi salah satu prosesnya dan itu harus menyuarakan terobosan. Desainnya harus lebih bagus dan lebih Indonesia,” sebut Wibowo Prasetyo.
“Desain batik haji Indonesia harus bisa mencirikan keindonesiaan dan menjadi identitas jemaah. Orang kalau melihat dari jauh, sudah bisa tahu kalau itu jemaah Indonesia. Ini juga akan memudahkan petugas saat membantu jemaah yang mendapat kendala di lapangan,” sambungnya.
Selain keindonesiaan, penggantian seragam batik Jemaah Haji Indonesia mengusung semangat untuk mengikutsertakan perajin batik, khususnya kalangan UMKM. Nantinya, proses produksi batik ini tidak dilakukan secara printing (cetak), tapi cap.
“Perubahan desain batik ini harus memberikan dampak pada geliat ekonomi perajin batik cap yang rata-rata adalah UMKM,” tegasnya.(*)








