
Imam Ibnul Qayyim rahimahullah menjelaskan bahwa hikmah Allah terdapat di dalam ciptaan-Nya dan syari’at-Nya.
Di dalam ciptaan-Nya, yaitu makhluk-Nya dan takdir-Nya, ada dua sifat yang menunjukkan hikmah-Nya. Di dalam syari’at-Nya, yaitu agama-Nya dan peraturan-Nya, ada dua sifat yang menunjukkan hikmah-Nya.
Seseorang yang meyakini sifat hikmah Allah Subhanahu wa Ta’ala, baik di dalam takdir-Nya, atau syari’at-Nya, maka dia akan selalu husnuzhan (berbaik sangka) kepada Penciptanya.
Ketika dia melihat orang lain diberi rezeki melimpah, ada yang disempitkan rezekinya, ada yang ditinggikan kedudukannya, ada yang direndahkan, maka dia meyakini bahwa itu pasti karena hikmah dan tujuan yang terpuji yang Allah kehendaki.
Seseorang yang meyakini hikmah Allah Subhanahu wa Ta’ala, tidak akan marah kepada takdir Allah, bahkan dia akan menerima dan memuji Allah Yang Maha Bijaksana dan Maha Terpuji dari segala hal.(*)








