
Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam adalah pemakai bahasa Arab terbaik dan terfasih, beliau telah dikaruniai jawaami’ul kalim (kemampuan mengungkap kalimat ringkas dengan makna yang padat, kalimat sarat makna) dan ditugaskan untuk menyampaikannya.
Dengan begitu, tidaklah dapat dibayangkan baik secara syar’i maupun aqli bahwa beliau Shallallahu alaihi wasallam akan membiarkan masalah aqidah menjadi samar dan penuh syubhat.
Sebab aqidah merupakan bagian terpenting dari seluruh rangkaian ajaran agama. Sehingga bila beliau menjelaskan masalah furu’ secara detail, mustahil beliau tidak melakukan hal yang sama pada masalah ushul (pokok).(*)








