Melanjutkan tulisan sebelumnya dengan judul Aurangzeb, Raja yang Bijak di Tanah Hindustan (1), berikut kelanjutannya;
Dengan kekuatan militer, negara memastikan diri untuk bisa bertahan melanjutkan sejarah, menjadi kuat, memperluas wilayah, dan membantu kestabilan ekonomi. Dan untuk memperkuat militer ini, dibutuhkan inovasi dalam strategi dan persenjataan.
Sehingga ilmu pengetahuan dan penelitian pun secara tidak langsung dituntut menjadi berkembang. Karena itu, wajar saja jika kita jadikan kemajuan militer sebagai salah satu indikator kemajuan negara di masa silam.
Selama 49 tahun masa kekuasaan Aurangzeb, aktivitas militer Mughal mengalami peningkatan luar biasa. Ia menjelajahi seluruh daratan India. Hingga ia dikenal dengan gelar Alamgir, sang penakluk dunia
Jauh berbeda dengan masa pemerintahan ayahnya, Syah Jahan, dan saudaranya, Dara Shikoh. Mughal hanya tenggelam dalam hura-hura. Masa kekuasaan Aurangzeb adalah masa keemasan Kerajaan Mughal.
Terbukti, menafsirkan nilai-nilai toleran dengan cara Kaisar Akbar adalah kegagalan. Mengulang kegagalan bukanlah sebuah kebijaksanaan. Malah cara yang ditempuh Kaisar Akbar ini melahirkan orang-orang yang ingin mengambil keuntungan darinya. Tentu Aurangzeb tidak akan mengulangi kesalahan pendahulunya ini.