Kisah Ashabul Kahfi, Penggugah Keimanan Dari Kawanan Pemuda (2)

Ilustrasi kisah Ashhbul Kahfi. (Foto: Net)

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

وَتَرَى الشَّمْسَ إِذَا طَلَعَتْ تَزَاوَرُ عَنْ كَهْفِهِمْ ذَاتَ الْيَمِينِ وَإِذَا غَرَبَتْ تَقْرِضُهُمْ ذَاتَ الشِّمَالِ وَهُمْ فِي فَجْوَةٍ مِنْهُ ۚ ذَٰلِكَ مِنْ آيَاتِ اللَّهِ ۗ مَنْ يَهْدِ اللَّهُ فَهُوَ الْمُهْتَدِ ۖ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَنْ تَجِدَ لَهُ وَلِيًّا مُرْشِدًا

“Dan kamu akan melihat matahari ketika terbit, condong dari gua mereka ke sebelah kanan, dan bila matahari terbenam menjauhi mereka ke sebelah kiri sedang mereka berada dalam tempat yang luas dalam gua itu. Itu adalah sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Allâh. Barangsiapa yang diberi petunjuk oleh Allâh, maka dialah yang mendapat petunjuk; dan barangsiapa yang disesatkan-Nya, maka kamu tidak akan mendapat seorang pemimpin pun yang dapat memberi petunjuk kepadanya“. (QS Al Kahfi: 17)

Baca Juga:  Thariq Bin Ziyad Sang Penakluk Andalusia (1)

Mereka berada dalam tempat yang luas dari gua itu. Keadaan demikian, supaya hawa dan arus udara mengenai mereka, dan kandungan udara yang buruk dapat keluar.

Peristiwa tersebut termasuk tanda kebesaran Allâh Azza wa Jalla . Para pemuda tersebut mendapat bimbingan Allâh Azza wa Jalla untuk menuju gua tersebut, dan Allâh menjadikan mereka tetap hidup, sinar matahari dan angin mengenai mereka, sehingga fisik mereka tetap terjaga.

Di akhir ayat ini, Allâh Subhanahu wa Ta’ala menyampaikan bahwa Dia-lah yang memberi petunjuk kepada para pemuda itu menuju hidayah di tengah kaum mereka. Siapa saja yang dianugerahi hidayah, sungguh ia telah meraih petunjuk. Dan barang siapa disesatkan, maka tidak ada seorang pun yang sanggup meluruskannya.

Baca Juga:  Jin Ifrit, Makhluk yang Paling Buruk dan Durhaka

Dalam kisah ini tersirat sebuah peringatan, bahwa kita tidak boleh meminta hidayah kecuali hanya kepada Allâh. Begitu pula kita tidak perlu bimbang saat melihat ada orang yang tersesat. Karena kesesatan seseorang itu berada di tangan Allâh Azza wa Jalla . Kita mengimani takdir, tidak murka lantaran melihat kesesatan yang terjadi dari Allâh Azza wa Jalla. Kewajiban kita, mengarahkan mereka yang telah sesat.(almanhaj.or.id)