Kisah Kontroversi Hajjaj Bin Yusuf Ats Tsaqafi (1)

Ilustrasi Irak jaman dulu (Mesopotamia). Foto: Net)

Moeslim.id | Hajjaj bin Yusuf Ats Tsaqafi dilahirkan di daerah Thaif pada tahun 41 hijriyah atau 661 M. Ia dibesarkan di keluarga yang terhormat dari kalangan Bani Tsaqif.

Ayahnya adalah seorang yang taat dan berilmu. Sebagian besar waktu sang ayah dihabiskan di kampungnya, Thaif, mengajarkan anak-anaknya Al Quran. Dengan didikan sang ayah, Hajjaj pun berhasil menghafalkan Al Quran secara sempurna, 30 juz.

Kemudian ia mengulang-ulang hafalannya di majilis-majlis para sahabat dan tabi’in, seperti: Abdullah bin Abbas, Anas bin Malik, Sa’id bin Al Musayyib, dan lainnya. Kemudian ia mulai diberi tanggung jawab untuk mengajar anak-anak lainnya.

Baca Juga:  Kesombongan Firaun di Muka Bumi dan Kebinasaannya

Masa kanak-kanak yang ia habiskan di Thaif sangat berpengaruh terhadap kefasihannya berbahasa. Di sana juga ia bergaul dengan Kabilah Hudzail, kabilah Arab yang paling fasih dalam berbahasa.

Setelah ditempa dengan baik, Hajjaj tumbuh menjadi seorang orator, memiliki kemampuan public speaking yang luar biasa. Abu Amr bin Ala mengatakan, “Aku tidak pernah melihat seseorang yang lebih fasih (dalam berbahasa) seperti Hasan Al Bashri kemudian Hajjaj.”