Kisah Persaudaraan Kaum Muhajirin dan Anshar yang Menakjubkan (1)

Persaudaraan kaum Muhajirin dan Anshar. (Foto: Net)

Mereka harus beradaptasi dengan lingkungan baru. Sementara itu, pada saat yang sama harus mencari penghidupan, padahal kaum Muhajirin tidak memiliki modal. Demikian problem yang dihadapi kaum Muhajirin di daerah baru.

Melihat kondisi kaum Muhajirin, dengan landasan kekuatan persaudaraan, maka kaum Anshar tak membiarkan saudaranya dalam kesusahan. Kaum Anshar dengan pengorbanannya secara total dan sepenuh hati membantu mengentaskan kesusahan yang dihadapi kaum Muhajirin.

Pengorbanan kaum Anshar yang mengagumkan ini diabadikan di dalam Al Qur’an, surat al Hasyr ayat 9, yang artinya: “Dan orang-orang yang telah menempati kota Madinah dan telah beriman (Anshar) sebelum (kedatangan) mereka (Muhajirin), mereka mencintai orang yang berhijrah kepada mereka. Dan mereka tiada menaruh keinginan dalam hati mereka terhadap apa-apa yang diberikan kepada mereka (orang Muhajirin); dan mereka mengutamakan (orang-orang Muhajirin), atas diri mereka sendiri. Sekalipun mereka memerlukan (apa yang mereka berikan itu).”

Berkaitan dengan ayat di atas, terdapat sebuah kisah sangat masyhur yang melatarbelakangi turunnya ayat 9 surat al Hasyr. Abu Hurairah radhiyallahu anhu menceritakan:

Baca Juga:  Amr Bin Al Ash, Sahabat yang Dicintai Rasulullah (2)

Ada seseorang yang mendatangi Rasulullah shallallahu alaihi wasallam (dalam keadaan lapar), lalu beliau mengirim utusan ke para istri beliau .

Para istri Rasulullah menjawab: “Kami tidak memiliki apapun kecuali air.” Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda: “Siapakah di antara kalian yang ingin menjamu orang ini?” Salah seorang kaum Anshar berseru: “Saya,” lalu orang Anshar ini membawa lelaki tadi ke rumah istrinya, (dan) ia berkata: “Muliakanlah tamu Rasulullah !” istrinya menjawab: “Kami tidak memiliki apapun kecuali jatah makanan untuk anak-anak.”