
Ketika melihat keadaan sahabatnya yang menderita akibat penyakit demam ini Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda; “Ya Allah, jadikanlah kami cinta kepada Madinah sebagaimana kami mencintai Mekah atau lebih (dari itu), jadikanlah Madinah sehat, berkahilah sha dan mud-nya (alat untuk menakar barang), dan pindahkanlah penyakit demamnya ke Juhfah (lembah di Mekah)”. (HR. Bukhari: 39260)
Selain itu, peristiwa yang lebih besar lagi adalah ancaman Quraisy terhadap Muhajirin dan Anshar serta makar tokoh kaum munafiqun yaitu Abdullah bin Ubay.
Ketika Rasulullah shallallahu alaihi wasallam datang ke Madinah bersama para sahabat, penduduk Madinah telah sepakat untuk menobatkan Ibnu Ubay ini sebagai raja penguasa di Madinah. Akan tetapi, hal ini tidak terpenuhi karena Rasulullah-lah yang menjadi pemimpin Madinah dengan kepemimpinan nubuwwah.
Oleh karena itu, ia enggan masuk Islam sebab menurutnya Rasulullah shallallahu alaihi wasallam telah merampas kekuasaannya dan ia memilih untuk menjadi munafik yang menampakkan Islam dan menyembunyikan kekafiran.
Ia memusuhi Rasulullah shallallahu alaihi wasallam dengan cara nifaq sebab ia tidak berani dan tidak memiliki kekuatan untuk memusuhi beliau dengan terang-terangan seperti kafir Quraisy atau Yahudi.(*)
Bersambung…








