
Demikian juga Nabi Yahya Alaihissalam yang senantiasa berbakti kepada kedua orang tuanya. Sebagaimana Subhanahu wa Ta’ala berfirman;
وَبَرًّا بِوَالِدَيْهِ وَلَمْ يَكُنْ جَبَّارًا عَصِيًّا
“Dan sangat berbakti kepada kedua orang tuanya, dan bukanlah ia orang yang sombong lagi durhaka”. (QS. Maryam: 14)
Berbakti kepada kedua orang tua adalah masalah kedua setelah mentauhidkan Allah Subhanahu wa Ta’ala. Kalau selama ini yang dikaji adalah masalah tauhid dan aqidah, maka selanjutnya wajib pula bagi setiap muslim dan muslimah untuk mengkaji masalah berbakti kepada kedua orang tua.
Tidak boleh terjadi bagi seorang yang bertauhid kepada Allah tetapi ia durhaka kepada kedua orang tuanya. Bagi seorang muslim terutama bagi seorang penuntut ilmu, wajib baginya berbakti kepada kedua orang tuanya.
Di dalam ayat-ayat Al Qur’an ketika disebutkan tentang bertauhid kepada Allah selalu diiringi dengan berbakti kepada kedua orang tua.








