
Permohonan agar diberi kekokohan tersebut sifatnya umum dan menyeluruh, seperti yang ditunjukkan dalam ungkapan tersebut yang tidak menyebutkan obyeknya. Artinya tegar dalam segala hal.
Tegarnya hati sekaligus fisik dalam menghadapi musuh, tegar menghadapi fitnah, syahwat, syubhat, tegar saat menjemput kematian agar tidak disesatkan syetan, tegar di alam Barzakh, juga tegar di hari akhir di atas Shirat.
Ini adalah termasuk jawami’ul kalim dari Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam, ungkapan dengan lafazh singkat, namun sarat arti dan dalam cakupannya.
Doa ini juga memuat permohonan agar Allah Subhanahu wa Ta’ala memberikan kepadanya petunjuk (taufiq), sekaligus agar ia memberi petunjuk kepada orang lain; yaitu dengan menunjukkan kebaikan kepada orang lain.
Ini adalah nikmat Allah Subhanahu wa Ta’ala yang begitu luhur bagi hamba; yaitu agar Allah mengokohkannya di atas agama ini dan memberinya petunjuk-Nya, kemudian agar Allah menganugerahkan kepadanya taufik untuk berdakwah menyeru manusia pada yang ma’ruf dan mencegah yang mungkar.(*)








