Halal dan Baik Adalah Syarat Diterimanya Do’a Seseorang

Halal dan baik adalah syarat diterimanya do'a seseorang. (Foto: Net)

MOESLIM.ID | Diantara hal yang mulia yang menghasilkan amal yang baik bagi seorang mu’min ialah makanan yang baik dan berasal dari sumber yang halal. Karena dengan makanan yang baik maka amalnya menjadi berkembang.

Para rasul dan umat mereka masing-masing diperintahkan memakan makanan yang baik yang merupakan makanan yang halal. Mereka juga diperintahkan beramal.

Jika makanannya halal, maka amalnya akan baik dan diterima oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala. Sebaliknya, jika makanannya tidak halal, maka bagaimana bisa amal itu diterima.

Baca Juga:  Tips Mengatasi dan Mengobati Bengkak Akibat Jatuh

Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam besabda:

إِنَّ اللهَ طَيِّبٌ لاَ يَقْبَلُ إِلاَّ طَيِّبًا، وَإِنَّ اللهَ أَمَرَ الْمُؤْمِنِيْنَ بِمَا أَمَرَ بِهِ الْمُرْسَلِيْنَ، فَقَالَ تَعَالَى :يَا أَيُّهَا الرُّسُلُ كُلُوا مِنَ الطَّيِّبَاتِ وَاعْمَلُوا  وَقَالَ تَعَالَى :يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُلُوا مِنْ طَيِّبَاتِ مَا رَزَقْنَاكُمْ  ثُمَّ ذَكَرَ الرَّجُلَ يُطِيْلُ السَّفَرَ: أَشْعَثَ أَغْبَرَ، يَمُدُّ يَدَيْهِ إِلَى السَّمَاءِ: يَا رَبِّ، يَا رَبِّ، وَمَطْعَمُهُ حَرَامٌ، وَمَشْرَبُهُ حَرَامٌ، وَمَلْبَسُهُ حَرَامٌ، وَغُذِيَ بِالْحَرَامِ، فَأَنَّى يُسْتَجَابُ لِذَلِكَ ؟

 “Sesungguhnya Allah itu baik dan tidak menerima kecuali yang baik. Sesungguhnya Allah Ta’ala memerintahkan kepada kaum mukminin seperti yang Dia perintahkan kepada para rasul. Maka, Allah Ta’ala berfirman, ’Wahai para rasul! Makanlah dari (makanan) yang baik-baik, dan kerjakanlah kebajikan’ (QS. Al Mu’minun: 51) dan Allah Ta’ala berfirman, ’Wahai orang-orang yang beriman, makanlah dari rizki yang baik yang Kami berikan kepada kamu’ (QS. Al Baqarah: 172), kemudian Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam menyebutkan orang yang lama bepergian, rambutnya kusut, berdebu, dan menengadahkan kedua tangannya ke langit, ‘Wahai Rabb-ku, wahai Rabb-ku,’ sedangkan makanannya haram, minumannya haram, pakaiannya haram, dan diberi kecukupan dengan yang haram, bagaimana doanya akan dikabulkan?”. (HR. Muslim no. 1015, Ahmad: II/328)