Keutamaan Orang Miskin yang Taqwa dan Sabar

Keutamaan orang miskin yang sabar. (Foto: Net)

Moeslim.id | Miskin dan kaya bukan ukuran seseorang hina atau mulia. Lebih baik menjadi orang yang miskin harta, tetapi kaya hati. Daripada kaya harta, tetapi miskin hati dengan minimnya iman dan amal shalih.

Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam bersabda;

لَيْسَ الْغِنَى عَنْ كَثْرَةِ الْعَرَضِ وَلَكِنَّ الْغِنَى غِنَى النَّفْسِ

“Hakikat kaya bukanlah dengan banyaknya harta benda. Namun kaya yang sebenarnya adalah kaya hati (merasa ridha dan cukup dengan rezeki yang dikaruniakan)”. (HR. Ahmad: II/243, 261, 315)

Baca Juga:  Bagaimana Hukum Penista Agama dan Status Keislamannya?

Ibnu Hajar rahimahullah berkata; “Orang yang disifati dengan kaya hati yaitu orang yang merasa cukup atas apa yang telah Allah rezekikan kepadanya, tidak tamak dalam menambah harta tanpa ada kebutuhan, dan tidak meminta-minta. Tetapi dia ridha terhadap apa yang Allah berikan kepadanya, seakan-akan ia orang yang punya (kaya) selamanya”.

Sedangkan orang yang disifati dengan miskin hati yaitu lawannya, tidak merasa cukup atas apa yang Allah beri kepadanya, bahkan ia selalu meminta lebih dengan segala cara yang mungkin dilakukan.

Baca Juga:  Kenapa di Neraka Banyak Dari Kalangan Wanita?

Lalu jika ia tidak dapat apa yang diminta, lantas bersedih dan menyesal, seakan-akan ia orang fakir harta dan tidak kaya, karena tidak merasa cukup dengan apa yang telah Allah berikan.

Kekayaan hati tumbuh dari sikap ridha kepada ketentuan Allah Ta’ala dan tunduk terhadap perintah-Nya, karena mengetahui bahwa apa yang di sisi Allah itulah yang lebih baik dan lebih kekal dan Ia tidak meminta-minta.