Bagaimana Hukum Penista Agama dan Status Keislamannya?

Ilustrasi kubah masjid. (Foto: news.detik.com)

MOESLIM.ID | Sikap dan tabiat menghina atau menistakan adalah akhlak para musuh Allah Subhanahu wa Ta’ala yang menjadi akhlak orang kafir dan munafiqin. Oleh karena itu, Allah Subhanahu wa Ta’ala menjelaskannya secara jelas kepada Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam dan para Sahabatnya dalam banyak ayat dan peristiwa.

Dalam sejarah kehidupan Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam pernah terjadi dalam peristiwa perang Tabuk, kaum munafikin menghina para Sahabat Radhiyallahu anhum. Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam sebagai seorang yang paling sayang kepada manusia waktu itu tidak memaafkan dan tidak menerima uzur para penghina tersebut, bahkan tidak melihat alasan mereka sama sekali yang mengaku melakukannya sekedar bermain dan bercanda.

Baca Juga:  Salah Kaprah! Tasyakur Ini Dipenuhi Dengan Kekufuran

Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam membacakan wahyu yang turun dari langit yang diabadikan dalam Al Qur’an, Firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:

لَا تَعْتَذِرُوا قَدْ كَفَرْتُمْ بَعْدَ إِيمَانِكُمْ ۚ إِنْ نَعْفُ عَنْ طَائِفَةٍ مِنْكُمْ نُعَذِّبْ طَائِفَةً بِأَنَّهُمْ كَانُوا مُجْرِمِينَ

“Dan jika kamu tanyakan kepada mereka (tentang apa yang mereka lakukan itu), tentu mereka akan menjawab: ‘Sesungguhnya kami hanya bersenda gurau dan bermain-main saja’. Katakanlah: ‘Apakah dengan Allah, ayat-ayat-Nya dan Rasul-Nya kamu selalu berolok-olok?’. Tidak usah kamu minta maaf, karena kamu kafir sesudah beriman. Jika Kami mema’afkan segolongan dari kamu (lantaran mereka taubat), niscaya Kami akan mengadzab golongan (yang lain) di sebabkan mereka adalah orang-orang yang selalu berbuat dosa”. (QS. At Taubah: 66)