MOESLIM.ID | Aqiqah untuk bayi yang baru lahir hukumnya sunnah muakkad menurut pendapat jumhur ulama.
Penundaan pelaksanaan aqiqah dari hari tersebut tidak menyebabkan dosa, meskipun tanpa udzur. Akan tetapi, bila memiliki kemampuan maka lebih baik dilaksanakan.
Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam bersabda:
الْعَقِيقَةُ عَنِ الْغُلاَمِ شَاتَانِ مُكَافَأَتَانِ وَعَنِ الْجَارِيَةِ شَاةٌٌ
“Aqiqah untuk anak lelaki dua kambing yang serupa. Dan aqiqah bagi anak perempuan seekor kambing”. (HR. Ahmad dan At Tirmidzi)
Lalu, bagaimana hukumnya menunaikan aqiqah untuk diri sendiri?. Dalam masalah ini, Ulama berselisih menjadi dua pendapat;
Orang yang tidak diaqiqahi sewaktu kecil, dianjurkan untuk mengaqiqahi dirinya
Ini merupakan pendapat Atha, Hasan Al Bashri, dan Muhammad bin SirinAl Hafizh al Iraqi rahimahullah menyebutkan bahwa Imam Syafi’i rahimahullah berpendapat, orang itu diberi pilihan untuk mengaqiqahi dirinya. Al Qaffal asy Syasyi dari kalangan Syafi’iyyah menganggap baik orang itu mengaqiqahi dirinya diwaktu dewasa.
Ini juga satu riwayat dari Imam Ahmad, asy Syaukani t mengakui pendapat ini dengan syarat hadits yang dibawakan dalam bab ini shahih. Sedangkan ulama di zaman ini yang berpendapat dengan pendapat ini adalah syaikh Abdul Aziz bin Baaz, syaikh Al Albani, Lajnah Daimah, dan lainnya.