Menggapai Lailatul Qadar Dengan I’tikaf di Sepuluh Hari Terakhir Ramadhan

Ilustrasi i’tikaf di Masjid pada bulan Ramadhan. (Foto: digtara.com)

Ibnu Abbas radhiallahu anhu berkata: “Al Qur’an secara keseluruhan diturunkan dari Lauhul Mahfuzh ke Baitul Izzah di langit dunia. Lalu diturunkan berangsur-angsur kepada Rasul shallallahu alaihi wasallam sesuai dengan peristiwa (kejadian) dalam jangka waktu 23 tahun”. (HR. At Thobari, An Nasai dalam Sunanul Kubro, Al Hakim dalam Mustadrak, Al Baihaqi dalam Dalailun Nubuwwah)

Al Qur’an adalah petunjuk bagi manusia, maka semestinya kita selalu membaca dan mentadabburinya kapan saja dan dimana saja berada.

Baca Juga:  Hukum Nongkrong di Pinggir Jalan, Ini Bahayanya

I’tikaf adalah berdiam diri di dalam masjid (atau mushalla) untuk beribadah kepada Allah yang dilakukan oleh orang tertentu dengan tata cara tertentu dalam rangka menggapai Lailatul Qadar yang agung.

I’tikaf adalah sebuah amalan yang di syari’atkan dalam Islam, berdasarkan firman Allah Ta’ala, Sunnah Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam, dan Ijma para sahabat radhiallahu anhum.

I’tikaf adalah berkonsentrasi penuh untuk beribadah kepada Allah Ta’ala serta melepaskan diri dari kesibukan hidup (duniawi). Oleh karena itu, disunnahkan bagi orang yang beri’tikaf untuk menyibukkan diri dengan berdzikir kepada Allah Ta’ala, mengerjakan shalat, membaca Al Qur’an, serta mendalami ilmu yang mengandung berbagai kemaslahatan di dunia dan akhirat.

Baca Juga:  Pengertian Ibadah Puasa dan Hal yang Dapat Membatalkan Puasa

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman dalam Al Qur’an:

وَعَهِدْنَا إِلَى إِبْرَاهِيمَ وَإِسْمَاعِيلَ أَنْ طَهِّرَا بَيْتِيَ لِلطَّائِفِينَ وَالْعَاكِفِينَ وَالرُّكَّعِ السُّجُودِ

“Dan telah Kami perintahkan kepada Ibrahim dan Ismail: ‘Bersihkanlah rumah-Ku untuk orang-orang yang thawaf, yang i’tikaf, yang ruku dan yang sujud’.” (QS. Al Baqarah: 125)