Menjual Rumah, Apakah Harus Mengeluarkan Zakatnya?

Demikian pula penjelasan Syekh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin rahimahullah,

لو كان عند إنسان عقارات لا يريد التجارة بها، ولكن لو أُعطي ثمناً كثيراً باعها فإنها لا تكون عروض تجارة ؛ لأنه لم ينوها للتجارة ، وكل إنسان إذا أتاه ثمن كثير فيما بيده، فالغالب أنه سيبيع ولو بيته ، أو سيارته ، أو ما أشبه ذلك

“Apabila seorang mempunyai tanah, bukan untuk diperdagangkan, namun jika nanti ditawar dengan harga tinggi, akan dia jual. Harta seperti ini bukan tergolong barang dagangan. Karena dia tidak berniat untuk diperdagangkan. Dan semua orang yang memiliki barang, jika barangnya ditawar dengan harga yang tinggi, biasanya dia akan menjualnya, sampai pun rumahnya, mobilnya, atau barang semisalnya.” (As Syarh Al Mumthi, 6: 142).

Baca Juga:  Jika Bermimpi Baik atau Buruk, Apa yang Harus Dilakukan?

Zakat jualan rumah mengikuti ketentuan zakat perdagangan. Berikut cara menghitungnya:

– Ketahui nishob (batasan kadar wajib zakat) pada zakat perdagangan.

Nishob-nya adalah seperti nishob emas. Nishob emas = 85 gram. Jika ingin diuangkan, dikalikan dengan harga beli emas di saat jatuh tempo wajib zakat.

Contohnya:

Harga emas per gram saat ini adalah Rp. 870.263,- / gram.

Maka, nishob-nya adalah:

Rp. 870.263,- × 85 gram = Rp. 73.972.355,-