
Para pemuda tersebut hanya beriman kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala semata, tidak seperti kaum mereka. Maka, Allah Subhanahu wa Ta’ala mensyukuri keimanan mereka, dan kemudian menambahkan hidayah atas diri mereka.
Maksudnya, disebabkan hidayah kepada keimanan, maka Allah Azza wa Jalla menambahkan petunjuk kepada mereka, yakni berupa ilmu yang bermanfaat dan amal shalih. Sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta’ala, yang artinya, “Dan Allah akan menambahi petunjuk kepada mereka yang telah mendapatkan petunjuk”. (QS. Maryam: 76)
Bertolak dari penegasan Allah Azza wa Jalla di atas bahwa mereka merupakan sekumpulan pemuda yang beriman, sebuah kesimpulan menarik dikemukakan oleh imam Ibnu Katsir rahimahullah, beliau rahimahullah mengatakan, “Oleh karena itu, kebanyakan orang yang menyambut dakwah Allah Subhanahu wa Ta’ala dan Rasul-Nya berasal dari kalangan para pemuda. Sedangkan para orang tua dari kaum Quraisy, kebanyakan masih memegangi agama mereka, tidak memeluk Islam kecuali sedikit saja. Demikianlah Allah Azza wa Jalla mengabarkan, bahwa mereka itu adalah para pemuda”.(*)
Bersambung…








