Kisah Dzulqarnain Membangun Benteng Pembatas Ya’juj dan Ma’juj

Ilustrasi benteng penghalang Ya’juj dan Ma’juj. (Foto: Net)

قَالَ مَا مَكَّنِّي فِيهِ رَبِّي خَيْرٌ فَأَعِينُونِي بِقُوَّةٍ أَجْعَلْ بَيْنَكُمْ وَبَيْنَهُمْ رَدْمًا

“Dzulqarnain berkata, ‘Apa yang telah dikuasakan oleh Rabbku kepadaku terhadapnya adalah lebih baik, maka tolonglah aku dengan kekuatan (manusia dan alat-alat), agar aku membuatkan dinding antara kamu dan mereka’,” (QS. Al Kahfi: 95)

Kemudian Dzulqarnain dalam rangka menjaga diri dan agamanya serta mewujudkan kebaikan, ia mengatakan, “Sesungguhnya Allah Azza wa Jalla telah memberikan kepadaku kekuasaan dan kedudukan yang itu lebih baik untukku daripada harta yang kalian kumpulkan untuk kalian berikan kepadaku. Namun, bantulah aku dengan kekuatan tenaga dan perbuatan kalian dan penyediaan alat-alat untuk membangunnya. (Tafsir Ibnu Katsir; hal 106) “Agar aku membuatkan dinding antara kamu dan mereka.” sebagai penghalang agar mereka tidak melintasi kalian.

Baca Juga:  Juhayman yang Memberontak dan Membajak Masjidil Haram (1)

آتُونِي زُبَرَ الْحَدِيدِ ۖ حَتَّىٰ إِذَا سَاوَىٰ بَيْنَ الصَّدَفَيْنِ قَالَ انْفُخُوا ۖ حَتَّىٰ إِذَا جَعَلَهُ نَارًا قَالَ آتُونِي أُفْرِغْ عَلَيْهِ قِطْرًا ﴿٩٦﴾ فَمَا اسْطَاعُوا أَنْ يَظْهَرُوهُ وَمَا اسْتَطَاعُوا لَهُ نَقْبًا

“Berilah aku potongan-potongan besi. hingga apabila besi itu telah sama rata dengan kedua (puncak) gunung itu, berkatalah Dzulqarnain, “Tiuplah (api itu)”. hingga apabila besi itu sudah menjadi (merah seperti) api, diapun berkata, “Berilah Aku tembaga (yang mendidih) agar aku kutuangkan ke atas besi panas itu”. Maka mereka tidak bisa mendakinya dan mereka tidak bisa (pula) melobanginya”. (QS. Al Kahfi: 96-97)

Baca Juga:  Abu Thalhah, Memeluk Islam Sebagai Mahar Pernikahan

Mereka memberikan potongan-potongan besi kepada Dzulqarnain. Hingga ketika besi itu telah rata dengan dua gunung yang antara keduanya dibangun penghalang. Dzulqarnain berkata, “Nyalakanlah api yang besar. Gunakanlah alat tiup agar nyalanya membesar, sehingga tembaga itu meleleh”.

Tatkala tembaga yang hendak dia tuangkan di antara potongan-potongan besi itu telah meleleh, dia berkata berilah aku tembaga yang telah mendidih lalu tuang tembaga yang meleleh ke atas besi panas itu.

Maka dinding penghalang itu menjadi luar biasa kokoh. Umat manusia yang berada di belakang menjadi aman dari kejahatan Ya’juj dan Ma’juj. Sehingga Ya’juj dan Ma’juj tidak memiliki kemampuan dan kekuatan untuk mendakinya karena tingginya penghalang itu. Tidak pula mereka bisa melubanginya karena kekokohan dan kekuatannya.