Bolehkah Menunaikan Aqiqah Untuk Diri Sendiri? Berikut Pendapat Para Ulama

Ilustrasi aqiqah untuk diri sendiri. (Foto: Net)

Hadits ini diriwayatkan dari Anas bin Malik Radhiyallahu anhu dengan dua jalur.

Dari Abdullah bin Muharrar, dari Qatadah, dari Anas bin Malik

Diriwayatkan oleh Abdur Rozzaq dalam al Mushannaf 4/329/7960, Ibnu Hibban dalam adh-Dhu’afa 2/33, al-Bazzar dalam Musnadnya 2/74/1237 Kasyful Astar; dan Ibnu Adi dalam al-Kamil lembaran ke 209/1.

Jalur ini juga disebutkan oleh adz-Dzahabi dalam biografi Abdullah bin Muharrar di dalam kitab al-Mizan. Dalam at-Talkhis (4/147) al Hafizh ibnu Hajar menisbatkan riwayat ini kepada al Baihaqi.

Baca Juga:  Apa Itu Ashobah Dalam Waris? Ini Pengertian dan Pembagiannya

Jalur ini sangat dha’if karena perawi yang bernama Abdullah bin Muhrarrar adalah sangat dha’if.

Dari al Haitsam bin Jamil; dia berkata, Abdullah bin al Mutsanna bin Anas menuturkan kepada kami, dari Tsumamah bin Anas, dari Anas bin Malik

Jalan periwayatan ini diriwayatkan oleh ath Thahawi dalam kitab Musykilul Atsar 1/461, ath-Thabrani dalam Mu’jamul Ausath 1/55/2, no. 976 dengan penomoran syaikh al-Albani ; Ibnu Hazm dalam al-Muhalla 8/321, adh-Dhiya al-Maqdisi dalam al-Mukhtarah lembaran 71/1.

Baca Juga:  Empat Keistimewaan dan Keutamaan Hari Arafah 9 Dzulhijjah

Syaikh al Albani rahimahullah berkata, “Ini sanadnya hasan. Para perawinya dijadikan hujjah oleh Imam al Bukhari dalam kitab Shahîhnya, selain al Haitsam bin Jamil, dan dia ini tsiqah (terpercaya) hafizh (ahli hadits), termasuk guru Imam Ahmad”.