
Hadits ini diriwayatkan dari Anas bin Malik Radhiyallahu anhu dengan dua jalur.
Dari Abdullah bin Muharrar, dari Qatadah, dari Anas bin Malik
Diriwayatkan oleh Abdur Rozzaq dalam al Mushannaf 4/329/7960, Ibnu Hibban dalam adh-Dhu’afa 2/33, al-Bazzar dalam Musnadnya 2/74/1237 Kasyful Astar; dan Ibnu Adi dalam al-Kamil lembaran ke 209/1.
Jalur ini juga disebutkan oleh adz-Dzahabi dalam biografi Abdullah bin Muharrar di dalam kitab al-Mizan. Dalam at-Talkhis (4/147) al Hafizh ibnu Hajar menisbatkan riwayat ini kepada al Baihaqi.
Jalur ini sangat dha’if karena perawi yang bernama Abdullah bin Muhrarrar adalah sangat dha’if.
Dari al Haitsam bin Jamil; dia berkata, Abdullah bin al Mutsanna bin Anas menuturkan kepada kami, dari Tsumamah bin Anas, dari Anas bin Malik
Jalan periwayatan ini diriwayatkan oleh ath Thahawi dalam kitab Musykilul Atsar 1/461, ath-Thabrani dalam Mu’jamul Ausath 1/55/2, no. 976 dengan penomoran syaikh al-Albani ; Ibnu Hazm dalam al-Muhalla 8/321, adh-Dhiya al-Maqdisi dalam al-Mukhtarah lembaran 71/1.
Syaikh al Albani rahimahullah berkata, “Ini sanadnya hasan. Para perawinya dijadikan hujjah oleh Imam al Bukhari dalam kitab Shahîhnya, selain al Haitsam bin Jamil, dan dia ini tsiqah (terpercaya) hafizh (ahli hadits), termasuk guru Imam Ahmad”.








