MOESLIM.ID | Melanjutkan artikel sebelumnya dengan judul Kisah Persaudaraan Kaum Muhajirin dan Anshar yang Menakjubkan (1), berikut kelanjutannya;
Ketika Rasulullah shallallahu alaihi wasallam tiba di Madinah, beliau mempersaudarakan antara sebagian kaum Muhajirin dengan sebagian lainnya, dan mempersaudarakan antara kaum Anshar dengan kaum Muhajirin.
Rasulullah shallallahu alaihi wasallam mempersaudarakan mereka dalamĀ al haq, agar saling menolong, saling mewarisi setelah (saudaranya) wafat. Saat deklarasi itu, jumlah mereka 90 orang, terdiri dari 45 kaum Anshar, dan 45 kaum Muhajirin. Ada juga yang mengatakan 100, masing-masing 50 orang. (Ibnu Saāad denganĀ sanadĀ dari syekhnya, al Waqidi rahimahullah)
Ketika kaum Muhajirin baru tiba di Madinah, kaum Muhajirin bisa mewarisi kaum Anshar karena persaudaraan yang telah dilakukan oleh Rasulullah shallallahu āalaihi wasallam, sedangkanĀ dzawil-arhamĀ (kerabat yang bukan ahli waris) tidak. (Imam Bukhari dari Ibnu Abbas radhiyallahu anhu)
Di antara contoh praktis buah dari persaudaraan yang dilakukan Rasulullah shallallahu āalaihi wasallam yaitu kisah Abdurrahman bin Auf radhiyallahu anhu dengan Saāad bin Rabi radhiyallahu anhu. Saāad radhiyallahu anhu berkata kepada Abdurrahman radhiyallahu anhu: āAku adalah kaum Anshar yang paling banyak harta. Aku akan membagi hartaku setengah untukmu. Pilihlah di antara istriku yang kau inginkan, (dan) aku akan menceraikannya untukmu. Jika selesai masaĀ iddahnya, engkau bisa menikahinya.ā
Mendengar pernyataan saudaranya itu, Abdurrahman radhiyallahu anhu menjawab: āAku tidak membutuhkan hal itu. Adakah pasar (di sekitar sini) tempat berjual beli?ā.