Kisah Persaudaraan Kaum Muhajirin dan Anshar yang Menakjubkan (2)

Persaudaraan kaum Muhajirin dan Anshar. (Foto: Net)

MOESLIM.ID | Melanjutkan artikel sebelumnya dengan judul Kisah Persaudaraan Kaum Muhajirin dan Anshar yang Menakjubkan (1), berikut kelanjutannya;

Ketika Rasulullah shallallahu alaihi wasallam tiba di Madinah, beliau mempersaudarakan antara sebagian kaum Muhajirin dengan sebagian lainnya, dan mempersaudarakan antara kaum Anshar dengan kaum Muhajirin.

Rasulullah shallallahu alaihi wasallam mempersaudarakan mereka dalamĀ al haq, agar saling menolong, saling mewarisi setelah (saudaranya) wafat. Saat deklarasi itu, jumlah mereka 90 orang, terdiri dari 45 kaum Anshar, dan 45 kaum Muhajirin. Ada juga yang mengatakan 100, masing-masing 50 orang. (Ibnu Saā€™ad denganĀ sanadĀ dari syekhnya, al Waqidi rahimahullah)

Baca Juga:  Nu'man Bin Basyr, Keturunan Pertama Kaum Anshar

Ketika kaum Muhajirin baru tiba di Madinah, kaum Muhajirin bisa mewarisi kaum Anshar karena persaudaraan yang telah dilakukan oleh Rasulullah shallallahu ā€˜alaihi wasallam, sedangkanĀ dzawil-arhamĀ (kerabat yang bukan ahli waris) tidak. (Imam Bukhari dari Ibnu Abbas radhiyallahu anhu)

Di antara contoh praktis buah dari persaudaraan yang dilakukan Rasulullah shallallahu ā€˜alaihi wasallam yaitu kisah Abdurrahman bin Auf radhiyallahu anhu dengan Saā€™ad bin Rabi radhiyallahu anhu. Saā€™ad radhiyallahu anhu berkata kepada Abdurrahman radhiyallahu anhu: ā€œAku adalah kaum Anshar yang paling banyak harta. Aku akan membagi hartaku setengah untukmu. Pilihlah di antara istriku yang kau inginkan, (dan) aku akan menceraikannya untukmu. Jika selesai masaĀ iddahnya, engkau bisa menikahinya.ā€

Baca Juga:  Perang Uhud, Dendam Kaum Kafir Pada Kekalahan Badar (2)

Mendengar pernyataan saudaranya itu, Abdurrahman radhiyallahu anhu menjawab: ā€œAku tidak membutuhkan hal itu. Adakah pasar (di sekitar sini) tempat berjual beli?ā€.